F.
Akhlaq Remaja Dilihat Dari Segi Budaya.
Selain akhlak
dilihat dari segi etika, akhlak juga dapat dilihat dari segi atau sudut pandang
budaya. Terutama dari kalangan remaja sekarang ini, dari segi budaya perlu
diketahui bahwa akhlak memiliki batasan-batasan tertentu dan jika akhlak telah
keluar dari batasan-batasan tersebut maka akan berbalik menjadi sifat tercela.
Pada hakekatnya semua prilaku a-moral tersebut
lahir karena lepas kendali dari nilai-nilai agama dan menyimpang jauh terbawa
arus deras keluar dari alur budaya luhur bangsa. Kondisi seperti itu telah memberikan
penilaian buruk terhadap dunia pendidikan pada umumnya. Remaja akan menjadi
generasi penerus bangsa, karena itu generasi muda (remaja) harus dibina dengan
budaya yang kuat berintikan nilai-nilai dinamik yang relevan dengan realiti kemajuan
di era globalisasi. Budaya adalah wahana kebangkitan bangsa yang sangat
mempengaruhi. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kekuatan budayanya
karena suatu kebiasaan baru yang tidak diantisipasi akibatnya akan menjadi
suatu budaya.
Allah SWT
befirman,“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa
pastilah Kami akan membukakan (melimpahkan) kepada mereka keberkatan-keberkatan
dari langit dan dari bumi. Tetapi,
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya”. (QS.7,al-A’raf:96).
Akhlaq remaja dibagi menjadi dua, yaitu
a.
Akhlaq Positif Remaja
1. Berjabat tangan
Rasulullah saw mengajarkan bahwa untuk lebih
menyempurnakan salam dan menguatkan ukhuwah islamiyah, sebaiknya ucapan salam
diikuti dengan berjabat tangan tentu jika memungkinkan.
Berjabat tangan haruslah dilakukan dengan
penuh keikhlasan yang terdari cara bersalaman. Anjuran untuk berjabat tangan
tidak bertlaku antara pria dan wanita kecuali antara suami istri atau antara
seseorang dengan mahramnya. Seorang yang beragama akan menghormati orang lain
yang teguh memegang norma agama.
2. Khalwah (berduaan)
Rasulullah melarang pria dan wanita berkhalwah
(berduaan), baik di tempat umum apalagi dsepi, karena yang ketiga adalah
syaitan. Khalwah adalah berdua-duan antara pria dan wanita yang tidak punya
hubungan suami istri dan tidak mahram tanpa ada orang ketiga. Tewrmasuk khalwah
berdua-duan ditempat umum yang antara mereka tidak saling kenal mengenal, atau
saling kenal tapi tidak punya kepedulian, atau tidak punya kontak komunikasi
sama sekali, sekalipun dalam area yang sama, seperti di pantai, pasar,
restoran, apalagi di bioskop dan tempat-temphiburan tertutup lainnya. Syaitan
akan selalu mencari peluang dan memanfaatkan segala kesempatan untuk
menjerumuskan anak cucu Adam. Dalam banyak kasus muda-mudi mudah sekali jatuh
ke dalam perzinaan apabilsudah berdua-duaan dimanapun. Jadi larangan berkhalwah
sebagai tindakan pencegahan supaya tidak terjatuh ke lembah dosa yang lebih
dalam.
3. Mencari teman yang baik
Mencari teman yang baik merupakan suatu
kebenaran yang telah ditedan dibuktikan oleh pengalaman. Apabila seorang anak
bermain ditengah anak-anak yang kurang ajar selama beberapa hari, lambat laun
ia akan meniru kebiasaan buruk kawannya. Akan tetapi, anak mendapat peluang
bergaul di kalangan orang-orang baik lambat laun dia akan menyewrap kebiasaan
baik dari pergaulannya.
4. Berpakaian
Sesuai dengan
ajaran agama, fungsi pakaian adalah menutup aurat. Namun demikian pakaian juga
merupakan symbol suatu kebudayaan. Dari sinilah akan tercermin karakter dan
kepribadian pemakainya. Cara berpakaian sesuai dengan norma agama dan norma
sosial yang ada akan menggambarkan kondisi psikologis pemakainnya, demikian
pula cara berpakaian yang tidak teratur dan tidak memenuhi criteria kepantasan
juga akan menggambarkan kondisi psikologis pemakainya.
Disamping
fungsi pakaian diatas, pakaian juga berfungsi untuk memperjelas identitas agar
orang mudah dikenal pelindung dari sinar matahari dan hiasan bagi pemakainnya.
Allah berfirman : Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri kamu, anak-anak
perempuan kamu dan perempuan-perempuan mukmin, supaya mereka menutupkan baju
keseluruh tubuhnya. Yang demikian itu lebih mudah untuk mengenal mereka,
sehingga mereka tidak diganggu (disakiti), dan adalah Allah itu Maha Pengampun
dan Mahapengasih. (QS.Al-Ahzab, 33:59).
Terutama bagi kaum perempuan ayat tersebut diturunkan karena agar
mereka dapat terjaga dan terpelihara, karena perempuan dititahkan lebih lemah
sekaligus lebih lembut dari laki-laki sehingga lebih rentan dari gangguan. “Hai
anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi auratmu
dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang
demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaaan Allah ta’ala,mudah-mudahan
mereka selalu ingat“ ( Al-A’raaf : 26 ).
Jika kita lihat
para remaja sekarang ini tentu sangat berbeda, mereka lebih mengikuti gaya atau
model pakaian sesuai trend yang ada tanpa menghiraukan akibatnya. Budaya timur
yang notabene lebih baik dari barat perlahan seperti bergeser mengikuti arus
budaya barat, sama halnya seperti pakaian. Oleh karena itu faktor niat yang
memotivasi lahirnya suatu kegiatan
memegang peranan penting, sehingga perbuatan yang secara lahiriyah menjalankan
perintah agama seperti berpakaian menutup aurat dilakukan dengan niat keliru
atau untuk motif-motif tertentu yang menyimpang amalnya tidak akan sampai
kepada Allah dan tidak akan mendapatkan balasan kebajikan kecuali dengan niat
tulus. Disadari atau tidak, sebagian besar generasi muslim saat ini belum
konsisten dalam menjaga auratnya. Hal ini ditandai dengan adanya perilaku
“pamer aurat”.
5. Berpacaran
Awalnya ini merupakan suatu tahap awal remaja memasuki masa
pubertas. Selain faktor
biologis, pacaran juga bisa terjadi karena tuntutan budaya. Ini akibat
psikologi remaja yang suka mengikuti trend perkembangan zaman tanpa filter.
Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri dalam kondisi ini, remaja
berupaya mencari identitas dirinya. Media masa, cetak maupun elektronik seperti
Televisi, berperan dalam menentukan sikap prilaku (akhlak) remaja sebagai upaya
penegasan identitas dirinya.
Melalui media televisi misalnya budaya pacaran dewasa ini
gencar dikampanyekan yakni melalui tayangan sinetron-sinetron dan acara
televisi lainnya. Pada intinya industri kapitalisme yang sedang merajai dunia
dewasa ini telah mendesain sedemikian rupa image tentang pacaran. Pacaran
digambarkan sebagai sebuah trend dan simbol pergaulan remaja modern.
Sehingga inilah yang dapat memprovokasi para remaja sekarang untuk
melakukan sesuai dengan trend yang lebih
menuntun. Namu tanpa mereka sadari ini telah menjadi budaya yang kemudian
semakin tidak terarah jika tidak didampingi dengan batasan-batasan.
6. Mengucapkan salam dan saling
membantu
Sebagai seorang muslim wajib bagi
kita untuk mengucapkan salam dengan orang lain ketika bertemu. Sebab dengan
ucapan salam akan menumbuhkan rasa saling menyayangi dan mengasihi satu sama
lain. Rosulullah telah banyak memberikan kita semua nasihat mengenai manfaat,
dan kebaikan dari hal ini.
Jika
dilihat dari kondisi sekarang ini, hal tersebut sudah semakin jarang dilakukan
oleh remaja. Ini juga akibat pengaruh dari kebiasaan yang mungkin kurang
diajarkan pada anak remaja sekarang ini. Budaya baik ini janganlah pudar
dikalangan kaum muslimin utamanya, karena menyebarkan salam berarti menghendaki
mereka untuk bersikap rendah hati dan tidak boleh sombong terhadap siapapun
dengan tidak diskriminatif.
Menebarkan
salam dapat juga sebagai tanda penghormatan kepada orang tua, ini masih
dipengaruhi oleh budaya setempat. Bagaimana dengan remaja sekarang ?,
seharusnya nilai-nilai ini diterapkan sejak kecil hingga akhirnya dapat menjadi
suatu kebiasaan yang membentuk budaya.
Salam yang diajarkan islam bernilai tinggi, universal
dan tidak terikat dengan waktu. Bernilai tinggi karena mengandung do’a untuk
mendapatkeselamatan, rahmat dan berkah dari Allah. Universal karena berlaku
untuk seluruh umat Islam dimana saja berada tanpa mengenal perbedaan bangsa,
bahasa dan warna kulit.
b.
Akhlaq Negatif Remaja
Anak
remaja yang pada hakikatnya sedang sibuk berjuang dari dalam itu jika
dihadapkan pula pada duni aluar dan lingkungan yang kurang serasi, penuh
kontradiksi serta penuh dengan ketidak stabilan. Akibatnya mereka dengan mudah
jatuh pada kesengsaraan batin, hidup
dalam kecemasan , ketidak pastian, dan kebingungan. Hal seperti ini telah
menyebabkan remaja-remaja jatuh kepada kelainan kelakuan yang membahayakan bagi
diri mereka sendiri dan orang lain.
Di
sisi lain, perkelahian massal antar remaja sekolah menengah, perusakan bus
kota, penodongan, pelacuran, penyalah gunaan alkohol, obat bius, narkoba,
pemerkosaan , pembunuhan, pelacuran dan masih banyak tindakan remja yang perlu
mendapat sorotan dan penanganan serius. Makin hari, perilaku remajakita makin
menjadi negatif dan mengarah pada asusila. Kebanyakan dari remaja apabila
dinasehati akan berkata “ jangan sok
alim, kelakuanmu juga belum tentu benar.” Inilah bukti dari kenubuatan
Rosulullah yang memprediksi pada akhir zaman. Diantara contoh akhlaq negatif remaja yaitu
·
Suka
keluyuran, menghabiskan waktu tanpa aganda dan tujuan yang jelas,
·
Bermalas-malasan
dan suka menunda
atau meringankan pekerjaan,
·
Ragu-ragu
dan cenderung bimbang menjalani kehidupan,
·
Sering
mengecilkan kemampuan dan potensi diri sendiri,
·
Mementingkan
bermain ataupun santai dari pada belajar,
·
Mudah
larut dalam berbagai kesenangan tanpa perhitungan apapun,
·
Kecenderungan
untuk mengabaikan segala kebiasaan baik, seperti malas belajar, mengaji dan
berkarya,
·
Munculnya
praktik hidup sehari-hari dengan gaya hidup penuh santai, duduk-dudukdi
pinggiran jalan, main-main yang memakain waktu lama ( play sation, catur )
bersenda gurau yang berlabihan, jalan – jalan pagi atau sore pada hari libur dengan
niat yang jelek, menonton tv, cd, dan internetan secara berlebihan ,hiburan
yang bersifat berhura-hura dan tidak mendidik.
·
Memakai
pakaian yang mencolok dan
perhiasan yang berlebih-lebihan,
bermegah-megahan, meninggi-ninggikan dan membesar-besarkan sebagai bentuk sikap
berlebihan.
·
Sombong
Mula-mula anak remaja sombong dalam hati. Ia punya keiginan untuk bangga dan
ingin agar orang lain yang disombonginya kagum. Remaja sombong itu tidak hanya
menganggap dirinya hebat , sebab jika ia menganggap hebat kemudian ada yang
lebih hebat, maka diam – diam dia akan merasa kecil. Ia tidak akan berbuat
sombong kepada orang yang dianggap lebih hebat itu. Ia hanya sombong kepada
orang – orang yang berada di tingkat lebih bawah darinya.
Kesombongan dihasilkan
oleh jiwa seseorang karena adanya keyakinan dirinya hebat. Oleh karena itu Ibnu
Abbas menyitir firman Allah, “ Tidak ada dalam dada mereka, melainkan hanyalah
( keinginan akan ) kebesaran yang mereka akan capai” QS. Al Mukmin 56.
·
Mabuk-mabukan,
berjudi, mengkonsumsi narkoba, mencuri, dan zina. Sebagian kecil remaja berfikir bagaimana memuaskan
kesenangan atau mencari keuntungan dengan mudah dan cepat, tanpa jerih payah.
Karena mereka tidak mengindahkan syariat Tuhan, maka yang mereka tempuh untuk memuaskan
nafsu dalam kehidupannya adalah melalui berjudi, mabuk-mabukan, mengkonsumsi
narkoba, mencuri, dan memuaskan nafsu denan berzina
Walaupun remaja
sekarang sudah banyak yang berkelakuan buruk, tetapi masih ada remaja yang
mempunyai akhlak terpuji dan mempunyai pegangan yang kukuh, seperti remaja yang mampu
mengontrol dan membawa diri dalam semua situasi,tidak mudah larut dalam
kesenangan dan pergaulan yang bebas,dan remaja yang memakai pakaian yang tidak
hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi untuk menutup aurat dan sebagai alat
untuk menjaga kesehatan terluar dari tubuh ( kulit) .
G.
Perilaku Delinkuen
Perilaku delinkuen adalah perilaku jahat, dursila, durjana,
kriminal, sosiopatik, melanggar norma sosial dan hukum.
Wujud perilaku delinkuen ini adalah :
1.
Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas, dan
membahayakan jiwa sendiri serta orang lain.
2.
Perilaku ugal-ugalan, brandalan, urakan yang mengacaukan
ketenteraman sekitar. Tingkah ini bersumber pada kelebihan energi dan dorongan
primitif yang tidak terkendali serta kesukaan menteror lingkungan.
3.
Perkelahian antargang, antarkelompok, antarsekolah, antarsuku
(tawuran), sehingga kadang-kadang membawa korban jiwa.
4.
Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan, atau
bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil melakukan eksperimen
bermacam-macam kedurjanaan dan tindak a-susila.
5.
Kriminalitas anak, remaja dan adolesens antara lain berupa
perbuatan mengancam, intimidasi, memeras, maling, mencuri, mencopet, merampas,
menjambret, menyerang, merampok, menggarong, melakukan pembunuhan dengan jalan
menyembelih korbannya, mencekik, meracun, tindak kekerasan, dan pelanggaran
lainnya.
Dalam kondisi statis, gejala juvenile
delinquency atau kejahatan remaja merupakan gejala sosial yang sebagian dapat
diamati serta diukur kuantitas dan kualitas kedurjanaannya, namun sebagian lagi
tidak bisa diamati dan tetap tersembunyi, hanya bisa dirasakan ekses-eksesnya. Sedang dalam kondisi dinamis, gejala kenakalan remja tersebut
merupakan gejala yang terus-menerus berkembang, berlangsung secara progresif
sejajar dengan perkembangan teknologi, industrialisasi dan urbanisasi.
Banyak perbuatan kejahatan anak-anak dan remaja tidak dapat
diketahui, dan tidak dihukum disebabkan antara lain :
a.
Kejahatannya dianggap sepele, kecil-kecilan saja hingga tidak perlu
dilaporkan kepada yang berwajib.
b.
Orang segan dan malas berurusan dengan polisi dan pengadilan
c.
Orang yang merasa takut akan adanya balas dendam.
H.
Penanggulangan Kenakalan Remaja
Delinkuensi sebagai status legal selalu berkaitan dengan tingkah
laku durjana. Anak-anak di bawah usia 7 tahun yang normal, pada umumnya tidak
mampu membangkitkan niat untuk melakukan tindakan kriminal. Mereka tidak
memahami arti kejahatan dan salah-benar. Karena itu mereka tidak bisa dituntut
sebagai pelaku yang bertanggung jawab atas suatu kejahatan yang dilakukannya.
Maka yang dimasukkan dalam kelompok juvenile delinkuensi ialah kelompok yang
berusia 8-22 tahun. Usia 19-22 tahun disebut sebagai periode adolesensi atau
usia menjelang dewasa. Oleh karena itu delinkuen anak remaja itu banyak
menimbulkan kerugian materiil dan kesengsaraan batin baik pada subyek pelaku
sendiri maupun pada para korbannya, maka masyarakat dan pemerintah dipaksa
untuk melakukan tindak-tindak preventif dan penanggulangan secara kuratif.
Tindakan preventif
yang dilakukan antara lain berupa :
1.
Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2.
Perbaikan lingkungan, yaitu daerah slum, kampung-kampung miskin
3.
Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif untuk
memperbaiki tingkah laku dan membantu remaja dari kesulitan mereka.
4.
Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi remaja
5.
Mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreativitas para remaja
delinkuen dan yang nondelinkuen. Misalnya berupa latihan vokasional, latihan
hidup bermasyarakat, latihan persiapan untuk bertransmigrasi, dan lain-lain.
Tindakan hukum bagi anak remaja
delinkuen antara lain berupa : menghukum mereka sesuai dengan perbuatannya,
sehingga dianggap adil, dan bisa menggugah berfungsinya hati nurani sendiri untuk
hidup susila dan mandiri.
Selanjutnya tindakan kuratif bagi usaha penyembuhan anak delinkuen
antara lain berupa :
1.
Melakukan perubahan lingkungan dengan jalan mencarikan orang tua
angkat/asuh dan memberikan fasilitas yang diperlukan bagi perkembangan jasmani
dan rohani yang sehat bagi anak-anak remaja.
2.
Menggiatkan organisasi pemuda dengan program-program latihan
vokasional untuk mempersiapkan anak remaja delinkuen itu bagi pasaran kerja dan
hidup ditengah masyarakat.
3.
Mendirikan klinik psikologi untuk meringankan dan memecahkan
konflik emosional dan gangguan kejiwaan lainnya. Memberikan pengobatan medis
dan terapi psikoanalitis bagi mereka yang menderita gangguan kejiwaan.
4.
Memanfaatkan waktu senggang di kamp latihan, untuk membiasakan diri
bekerja, belajar dan melakukan rekreasi sehat dengan disiplin tinggi.
5.
Memberikan latihan bagi para remaja untuk hidup teratur, tertib dan
berdisiplin.
6.
Menghilangkan semua sebab-musabab timbulnya kejahatan remaja, baik
yang berupa pribadi familial, sosial ekonomis dan cultural.
7.
Memindahkan anak-anak nakal ke sekolah yang lebih baik, atau ke
tengah lingkungan soial yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarsono, S.H, Drs., 1989, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja,
Jakarta : PT Rineka Cipta
Sudarsono, S.H, Drs., 1990, Kenakalan Remaja, Jakarta:PT Rineka
Cipta
Magnis Suseno , Frans, 2002, Etika Dasar, Masalah-masalah pokok filsafat
moral, Yogyakarta:Kanisius
Fakhry, majid, 1996, Etika Dalam Islam, Surakarta:Pustaka Pelajar
Handaya, Ben, 1975, Etiket dan pergaulan, Yogyakarta:Kanisius
Drs.
Sudarsono, S.H., M.Si, KenakalanRemaja, hal. 119 – 120
Dr. Abdurrahman
Ismail, Allah SumberCintaSejati, hal. 58 - 59
Dr. juwairiyah, M.Ag,
hadis tarbawi, Yogyakarta: Teras, 2010.
Ahmad asy-syaami shaleh, berakhlak & beradab
MULIA, Jakarta: Gema insani Press, 2005.
Dr.Kartini Kartono,
Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus