Kamis, 29 Maret 2012

Empirisme David Hume

A.                 Pendahuluan
Sebagai aliran filsafat, empirisme merupakan salah satu dari dua cabang filsafat modern yang lahir pada zaman Pencerahan. Bertentangan dengan rivalnya, rarionalisme, yang menempatkan rasio sebagai sumber utama pengenalan, empirisme justru memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalan baik lahiriah maupun batiniah.
Aliran ini berasal dari inggris. Francis Bacon (1561-1626) bisa dikatakan sebagai peletak dasar lahirnya empirisme yang untuk kali pertama menyatakan pengalaman sebagai sumber kebenaran yang paling terpercaya kemudian paham ini diikuti dan dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1588-1679), Jihn Locke (1632-1704), George Berkeley (1685-1753), dan mencapai puncaknya dalam filsafat David Hume (1711-1776).
Sebagai tokoh puncak empirisme,Hume secara serius dan konsisten menggunakan prinsip-prinsip emperistis dengan cara paling radikal. Dalam berbagai kajian filosofisnya, ia tidak hanya melawan rasionalisme.yang dipakai sebagai landasan ontologi bagi kaum rasionalis dalam usahanya memahami dunia sebagai suatu kesatuan interelasi, tetapi ia juga mengkritik doktrin-doktrin teologi sebelumnya yang sebagian besar didasarkan atas aksioma-aksioma universal seperti hukum kausalitas yang dianggap sebagai penjamin pemahaman menusia akan tuhan dan alam.bahkan, ia juga menentang pemikiran para pendahulunya,walaupun dalam beberapa aspek ia masihmengikuti pandangan pendahulunya.

B.                 Rumusan Masalah
1.                   Biografi David Hume ?
2.                   Pengertian Empirisme ?
3.                   Ciri Pokok Empirisme ?
4.                   Ajaran Pokok Empirisme ?
5.                   Empirisme menurut David Hume ?

BAB II

A.                 Biografi David Hume
lahir 26 April 1711 - meninggal 25 Agustus 1776  pada umur 65 tahun.  Adalah filsuf Skotlandia, ekonom, dan sejarawan. Dia dimasukan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan Pencerahan Skotlandia. Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume berpusat pada tulisan filosofi, sebagai sejarawanlah dia mendapat pengakuan dan penghormatan. Karyanya The History of England[2] merupakan karya dasar dari sejarah Inggris untuk 60 atau 70 tahun sampai Karya Macaulay.
Hume merupakan filsuf besar pertama dari era modern yang membuat filosofi naturalistis. Filosofi ini sebagian mengandung penolakan atas prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia merupakan miniatur dari kesadaran suci; sebuah pernyataan Edward Craig yang dimasukan dalam doktrin 'Image of God'.[4]Doktrin ini diasosiasikan dengan kepercayaan dalam kekuatan akal manusia dan penglihatan dalam realitas, dimana kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan. Skeptisme Hume datang dari penolakannya atas ideal di dalam'.[5]
Hume sangat dipengaruhi oleh empirisis John Locke dan George Berkeley, dan juga bermacam penulis berbahasa Perancis seperti Pierre Bayle, dan bermacam figur dalam landasan intelektual berbahasa Inggris seperti Isaac Newton, Samuel Clarke, Francis Hutcheson, Adam Smith, dan Joseph Butler.
B.                 Pengertian Empirisme
Empirisme secara etimologis berasal dari kata bahasa Inggris empiricism dan experience.13 Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani έμπειρία (empeiria) dan dari kata experietia14 yang berarti “berpengalaman dalam”, “berkenalan dengan”, “terampil untuk”. Sementara menurut A.R. Lacey15 berdasarkan akar katanya Empirisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkan kepada pengalaman yang menggunakan indera. Selanjutnya secara terminologis terdapat beberapa definisi mengenai Empirisme, di antaranya: doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman, pandangan bahwa semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami, pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal. Menurut aliran ini adalah tidak mungkin untuk mencari pengetahuan mutlak dan mencakup semua segi, apalagi bila di dekat kita terdapat kekuatan yang dapat dikuasai untuk meningkatkan pengetahuan manusia, yang meskipun bersifat lebih lambat namun lebih dapat diandalkan. Kaum empiris cukup puas dengan mengembangkan sebuah sistem pengetahuan yang mempunyai peluang besar untuk benar, meskipun kepastian mutlak tidak akan pernah dapat dijamin.
Kaum empiris memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh lewat pengalaman. Jika kita sedang berusaha untuk meyakinkan.


C.                 Ciri Pokok Empirisme
Paham empirisme ini mempunyai ciri-ciri pokok. Di antara ciri-ciri pokok empirisme yaitu:
A. Teori tentang makna
Teori pada aliran empirisme biasanya dinyatakan sebagai teori tentang asal pengetahuan yaitu asal usul ide atau konsep. Pada abad pertengahan, teori ini diringkaskan dalam rumus Nihil Est in Intellectu Quod Non Prius Feurit in Sensu (tidak ada sesuatu di dalam pikiran kita selain didahului oleh pengalaman). Pernyataan ini merupakan tesis Locke yang terdapat dalam bukunya “An Essay Concerning Human Understanding” yang dikeluarkan tatkala ia menentang ajaran ide bawaan (Innate Idea) kepada orang-orang rasional. Jiwa (Mind) itu tatkala dilahirkan keadaannya kosong laksana kertas putih yang belum ada tulisan di atasnya dan setiap ide yang diperolehnya mestinya datang melalui pengalaman, yang dimaksud di sini adalah pengalaman inderawi.
Hume mempertegas teori ini dalam bab pembukaan bukunya “Treatise of Human Nature (1793)” dengan cara membedakan antara ide dan kesan. Semua ide yang kita miliki itu datang dengan kesan-kesan, dan kesan itu mencakup penginderaan, passion dan emosi.

B. Teori pengetahuan
Menurut rasionalis ada beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tertentu mempunyai sebab, dasar-dasar matematika dan beberapa prinsip dasar etika dan kebenaran-kebenaran itu benar dengan sendirinya yang dikenal dengan istilah kebenaran a priori yang diperoleh keluar intuisi rasional.Empirisme menolak hal demikian karena tidak ada kemampuan intuisi rasional itu. Semua kebenaran yang disebut tadi adalah kebenaran kebenaran yang diperoleh lewat observasi, jadi ia kebenaran posteriori.


D.                 Ajaran-ajaran pokok empirisme
a. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
b.      Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio.
c.       Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.
d.   Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).
e.       Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.
f.       Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.

E.                 Empirisme menurut David Hume

Pada awalnya teori Empirisme dicetuskan oleh John Locke, Locke memandang bahwa setiap manusia dilahirkan bagaikan selembar kertas bersih.Pemikiran Locke ini diteruskan dan ditentang oleh David Hume.Hume merupakan puncak aliran empirisme[1].Hume mengusulkan kita agar kita kembali kepada pengalaman spontan menyangkut dunia[2].Hume tidak ingin kita terus-terusan dibelenggu oleh konsepsi tentang dunia. Kita sering membicarakan hal-hal yang berasal dari perenungan dan kehilangan kenyataannya dalam realitas.Kita telah terbiasandengan semua itu, dan tidak merasanperlu untuk menelitinya. Maka Hume menawarkan hal yang lain. Ia ingin tahu bagaimana seorang anak menjalani pengalamannya didunia, tanpa menambahkan sesuatu pada sesuatu yang dialaminya. Karena seorang anak belum menjadi budak harapan dan kebiasaan, jadi pikirannya sangat terbuka pada pengalaman.
Dalam hidup kita dewasa ini, kita sering mengharapkan sesuatu hal yang berbeda dari yang kita alami.Misalnya seringkali menyebut-nyebut kata malaikat yaitu sosok manusia dengan sayap. Dari manakah kata itu berasal?Hume menyatakan bahwa itu adalah gagasan yang rumit dan tidak bertanggung jawab.

A.    Prinsip Prioritas Kesan-Kesan(the principle of the priority of impressions)

Hume mengajak kita untuk mengalami realitas memulai relasinya dengan realitas melalui persepsi.Persepsi adalah gambaran inderawi atas bentuk luar dari objek-objek.
Menurut hume manusia memiliki dua jenis persepsi, yaitu kesan (impressions) dan gagasan (ideas). Kesan dimaksudkan sebagai penginderaan langsung atas realitas lahiriah, dan gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan. Contohnya apabila tangan kita terbakar kita akan mendapatkan kesan panas dengan segera. Dan setelah itu kita mengingat bahwa tangan terbakar akan panas, ingatan inilah yang disebut gagasan. Dengan kata lain kesanlah yang membuat kita mengenal realitas. Sedang gagasan adalah tiruan samar-samar dari kesan.
Hume mengemukakan bahwa kesan maupun gagasan dapat sederhana(tunggal) bisa juga rumit(majemuk)[3].Sebuah gagasan merupakan perpanjangan dari kesan. Misalnya gagasan tunggal berasal dari kesan tunggal. Misalnya gagasan mengenai api, berasal dari kesan indera terhadap api. Sedang gagasan majemuk berasal dari kumpulan kesan majemuk.
Selanjutnya dalam menyingkirkan istilah-istilah kosong, Hume mununjukkan suatu cara pembersih reduktif, artinya meneliti ide-ide kompleks yang lazim dipergunakan, sejauh mana ide itu dapat di pertanggung jawabkan. Apakah ide kompleks itu dapat dikembalikan pada ide sederhana yang membentuknya[4].Jika suatu istilah tidak terbukti menyajikan ide yang dapat dianalisa menjadi ide sederhana, maka istilah tersebut tidak mempunyai arti.


B.     Kesan Sensasi dan Kesan Refleksi
Kita memiliki kesan dan gagasan, kesan-kesan itu dibagi Hume menjadi:
Kesan sensasi dan kesan refleksi.Kesan sensasi adalah kesan-kesan yang masuk ke dalam jiwa yang tidak diketahui sebab musababnya[5]. Misalnya (ketika kita melihat sebuah meja kayu): benda yang saya lihat adalah meja. Sedangkan kesan refleksi merupakan kesan hasil dari gagasan. Misalnya (ketika kita melihat sebuah meja dari besi): itu meja besi. (kita bisa menentukan itu meja walaupun terbuat dari bahan yang berbeda, karena kita sudah ada kesan sensasi terhadap meja kayu.

C.     Ruang dan Waktu
Gagasan abstrak menurut Hume berasal dari gagasan particular yang digabung dalam suatu gagasan dengan arti yang bersifat umum.Gagasan mengenai waktu berasal dari urutan kesan terhadap suatu hal. Misalnya kita melihat buah mangga jatuh dari pohon: pada asalnya di dahan, di tengah-tengah, lalu ia berada di atas tanah. Pada saat itu kita melihat ada urutan kesan mengenai buah mangga : pada mulanya, dan kemudian ada di tanah.Pada saat itulah gagasan mengenai waktu terbentuk dalam imajinasi kita.
Gagasan mengenai ruang berkaitan dengan keluasan (ukuran).Ide ruang dihasilkan oleh indera penglihatan dan penyentuh. Ketika kamu melihat mangga jatuh ,dibawah pohon sana, kesan kamu mengatakan bahwa mangga itu ada disana. Lalu kamu menyentuhnya dan memastikan bahwa mangga itu benar-benar ada.Pada saat itulah imajinasi kita menemukan gagasan mengenai ada disana, itulah ruang.

Lewat semua teori di atas Hume menentang semua pemikiran dan gagasan yang tidak dapat dilacak kaitannya dengan persepsi indera.Dia ingin menghapuskan seluruh omong kosong tak bermakna yang telah lama mendominasi pemikiran metafisika.

BAB III
Penutup


A.    Kesimpulan
        David Hume adalah seorang skeptis, ia menolak segala keyakinan rasional. Baginya pengetahuan berasal dari pengalaman.Empirisme pada masa David Hume mengalami puncaknya.Sumbangan Hume bagi pertumbuhan filsafat adalah pandangannya mengenai gagasan tunggal dan gagasan majemuk.Menurut Hume gagasan tunggal tersusun atas kesan-kesan tunggal, sedangkan gagasan majemuk tersusun atas kesan-kesan majemuk. Selain itu dalam menerima suatu gagasan menurut Hume kita harus memberikan pertanyaan pengujian :
a.       Apakah ia gagasan particular atau majemuk ?
b.      Berdiri di atas kesan apa gagasan itu ?
c.       Gagasan itu berasal dari kesan apa ?
Selanjutnya hasil dari pertanyaan itu kita akurkan dengan pengalaman : ada atau tidak. Jika ada, maka ia bisa dipercayai keberadaannya.
Ajaran empirisme adalah yang suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan. Sehingga setiap orang yang menyatakan telah memiliki pengetahuan dia harus bisa membuktikan apa itu pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dapat di ketahui oleh indra manusia.


DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad. 2003, Flsafat Umum (Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Copra). Cet. 11. Bandung: Rosda Karya
Zubaedi, 2010, Filsafat Barat,cet.2.Yogyakata : Ar-Ruzz Media

http://amirulbahri.wordpress.com/2010/10/17/empirisme-david-hume/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar