A.
Pendahuluan
Sebagai aliran filsafat, empirisme merupakan salah satu dari dua
cabang filsafat modern yang lahir pada zaman Pencerahan. Bertentangan dengan
rivalnya, rarionalisme, yang menempatkan rasio sebagai sumber utama pengenalan,
empirisme justru memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalan baik
lahiriah maupun batiniah.
Aliran ini berasal dari inggris. Francis Bacon (1561-1626) bisa
dikatakan sebagai peletak dasar lahirnya empirisme yang untuk kali pertama
menyatakan pengalaman sebagai sumber kebenaran yang paling terpercaya kemudian
paham ini diikuti dan dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1588-1679), Jihn Locke
(1632-1704), George Berkeley (1685-1753), dan mencapai puncaknya dalam filsafat
David Hume (1711-1776).
Sebagai tokoh puncak empirisme,Hume secara serius dan konsisten
menggunakan prinsip-prinsip emperistis dengan cara paling radikal. Dalam
berbagai kajian filosofisnya, ia tidak hanya melawan rasionalisme.yang dipakai
sebagai landasan ontologi bagi kaum rasionalis dalam usahanya memahami dunia
sebagai suatu kesatuan interelasi, tetapi ia juga mengkritik doktrin-doktrin
teologi sebelumnya yang sebagian besar didasarkan atas aksioma-aksioma
universal seperti hukum kausalitas yang dianggap sebagai penjamin pemahaman
menusia akan tuhan dan alam.bahkan, ia juga menentang pemikiran para
pendahulunya,walaupun dalam beberapa aspek ia masihmengikuti pandangan
pendahulunya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Biografi
David Hume ?
2.
Pengertian
Empirisme ?
3.
Ciri Pokok Empirisme ?
4.
Ajaran Pokok Empirisme
?
5.
Empirisme menurut David
Hume ?
BAB
II
A.
Biografi David Hume
lahir 26 April 1711 - meninggal 25 Agustus 1776 pada
umur 65 tahun. Adalah filsuf Skotlandia, ekonom, dan sejarawan. Dia
dimasukan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan Pencerahan Skotlandia. Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume
berpusat pada tulisan filosofi, sebagai sejarawanlah dia mendapat pengakuan dan
penghormatan. Karyanya The
History of England[2] merupakan karya dasar dari sejarah Inggris
untuk 60 atau 70 tahun sampai Karya Macaulay.
Hume
merupakan filsuf besar pertama dari era modern yang membuat filosofi naturalistis. Filosofi ini sebagian mengandung penolakan
atas prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia merupakan miniatur dari
kesadaran suci; sebuah pernyataan Edward Craig yang dimasukan dalam doktrin
'Image of God'.[4]Doktrin
ini diasosiasikan dengan kepercayaan dalam kekuatan akal manusia dan
penglihatan dalam realitas, dimana kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan.
Skeptisme Hume datang dari penolakannya atas ideal
di dalam'.[5]
Hume
sangat dipengaruhi oleh empirisis John Locke dan George Berkeley, dan
juga bermacam penulis berbahasa Perancis seperti Pierre Bayle, dan
bermacam figur dalam landasan intelektual berbahasa Inggris seperti Isaac Newton, Samuel Clarke, Francis Hutcheson, Adam Smith, dan Joseph Butler.
B.
Pengertian Empirisme
Empirisme
secara etimologis berasal dari kata bahasa Inggris empiricism dan experience.13
Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani έμπειρία (empeiria)
dan dari kata experietia14 yang berarti “berpengalaman dalam”,
“berkenalan dengan”, “terampil untuk”. Sementara menurut A.R. Lacey15
berdasarkan akar katanya Empirisme adalah aliran dalam filsafat yang
berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkan
kepada pengalaman yang menggunakan indera. Selanjutnya secara terminologis
terdapat beberapa definisi mengenai Empirisme, di antaranya: doktrin bahwa
sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman, pandangan bahwa semua
ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami,
pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal.
Menurut aliran ini adalah tidak mungkin untuk mencari pengetahuan mutlak dan
mencakup semua segi, apalagi bila di dekat kita terdapat kekuatan yang dapat
dikuasai untuk meningkatkan pengetahuan manusia, yang meskipun bersifat lebih
lambat namun lebih dapat diandalkan. Kaum empiris cukup puas dengan
mengembangkan sebuah sistem pengetahuan yang mempunyai peluang besar untuk
benar, meskipun kepastian mutlak tidak akan pernah dapat dijamin.
Kaum empiris
memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh lewat
pengalaman. Jika kita sedang berusaha untuk meyakinkan.
C.
Ciri Pokok Empirisme
Paham empirisme ini
mempunyai ciri-ciri pokok. Di antara ciri-ciri pokok empirisme yaitu:
A. Teori tentang makna
Teori pada aliran empirisme biasanya dinyatakan sebagai teori tentang asal
pengetahuan yaitu asal usul ide atau konsep. Pada abad pertengahan, teori ini
diringkaskan dalam rumus Nihil Est in Intellectu Quod Non Prius Feurit in Sensu
(tidak ada sesuatu di dalam pikiran kita selain didahului oleh pengalaman). Pernyataan
ini merupakan tesis Locke yang terdapat dalam bukunya “An Essay Concerning
Human Understanding” yang dikeluarkan tatkala ia menentang ajaran ide bawaan
(Innate Idea) kepada orang-orang rasional. Jiwa (Mind) itu tatkala dilahirkan
keadaannya kosong laksana kertas putih yang belum ada tulisan di atasnya dan
setiap ide yang diperolehnya mestinya datang melalui pengalaman, yang dimaksud
di sini adalah pengalaman inderawi.
Hume mempertegas teori
ini dalam bab pembukaan bukunya “Treatise of Human Nature (1793)” dengan cara
membedakan antara ide dan kesan. Semua ide yang kita miliki itu datang dengan
kesan-kesan, dan kesan itu mencakup penginderaan, passion dan emosi.
B. Teori pengetahuan
Menurut rasionalis ada
beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tertentu mempunyai sebab,
dasar-dasar matematika dan beberapa prinsip dasar etika dan kebenaran-kebenaran
itu benar dengan sendirinya yang dikenal dengan istilah kebenaran a priori yang
diperoleh keluar intuisi rasional.Empirisme menolak hal demikian karena tidak
ada kemampuan intuisi rasional itu. Semua kebenaran yang disebut tadi adalah
kebenaran kebenaran yang diperoleh lewat observasi, jadi ia kebenaran
posteriori.
D.
Ajaran-ajaran
pokok empirisme
a. Pandangan bahwa semua ide atau
gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang
dialami.
b.
Pengalaman inderawi adalah
satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio.
c.
Semua yang kita ketahui pada
akhirnya bergantung pada data inderawi.
d. Semua pengetahuan turun secara
langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung dari data inderawi (kecuali
beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).
e.
Akal budi sendiri tidak dapat
memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman
inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk
mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.
f.
Empirisme sebagai filsafat
pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
E.
Empirisme menurut David Hume
Pada awalnya teori
Empirisme dicetuskan oleh John Locke, Locke memandang bahwa setiap manusia
dilahirkan bagaikan selembar kertas bersih.Pemikiran Locke ini diteruskan dan
ditentang oleh David Hume.Hume merupakan puncak aliran empirisme[1].Hume mengusulkan kita agar kita kembali
kepada pengalaman spontan menyangkut dunia[2].Hume tidak ingin kita terus-terusan
dibelenggu oleh konsepsi tentang dunia. Kita sering membicarakan hal-hal yang
berasal dari perenungan dan kehilangan kenyataannya dalam realitas.Kita telah
terbiasandengan semua itu, dan tidak merasanperlu untuk menelitinya. Maka Hume
menawarkan hal yang lain. Ia ingin tahu bagaimana seorang anak menjalani
pengalamannya didunia, tanpa menambahkan sesuatu pada sesuatu yang dialaminya.
Karena seorang anak belum menjadi budak harapan dan kebiasaan, jadi pikirannya
sangat terbuka pada pengalaman.
Dalam hidup kita dewasa
ini, kita sering mengharapkan sesuatu hal yang berbeda dari yang kita
alami.Misalnya seringkali menyebut-nyebut kata malaikat yaitu sosok manusia
dengan sayap. Dari manakah kata itu berasal?Hume menyatakan bahwa itu adalah
gagasan yang rumit dan tidak bertanggung jawab.
A. Prinsip
Prioritas Kesan-Kesan(the principle of the priority of impressions)
Hume mengajak kita
untuk mengalami realitas memulai relasinya dengan realitas melalui
persepsi.Persepsi adalah gambaran inderawi atas bentuk luar dari objek-objek.
Menurut hume manusia
memiliki dua jenis persepsi, yaitu kesan (impressions) dan gagasan (ideas).
Kesan dimaksudkan sebagai penginderaan langsung atas realitas lahiriah, dan
gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan. Contohnya apabila tangan kita terbakar
kita akan mendapatkan kesan panas dengan segera. Dan setelah itu kita mengingat
bahwa tangan terbakar akan panas, ingatan inilah yang disebut gagasan. Dengan
kata lain kesanlah yang membuat kita mengenal realitas. Sedang gagasan adalah
tiruan samar-samar dari kesan.
Hume mengemukakan bahwa
kesan maupun gagasan dapat sederhana(tunggal) bisa juga rumit(majemuk)[3].Sebuah gagasan merupakan perpanjangan
dari kesan. Misalnya gagasan tunggal berasal dari kesan tunggal. Misalnya
gagasan mengenai api, berasal dari kesan indera terhadap api. Sedang gagasan
majemuk berasal dari kumpulan kesan majemuk.
Selanjutnya dalam menyingkirkan
istilah-istilah kosong, Hume mununjukkan suatu cara pembersih reduktif, artinya
meneliti ide-ide kompleks yang lazim dipergunakan, sejauh mana ide itu dapat di
pertanggung jawabkan. Apakah ide kompleks itu dapat dikembalikan pada ide
sederhana yang membentuknya[4].Jika suatu istilah tidak terbukti
menyajikan ide yang dapat dianalisa menjadi ide sederhana, maka istilah
tersebut tidak mempunyai arti.
B. Kesan
Sensasi dan Kesan Refleksi
Kita memiliki kesan dan
gagasan, kesan-kesan itu dibagi Hume menjadi:
Kesan sensasi dan kesan
refleksi.Kesan sensasi adalah kesan-kesan yang masuk ke dalam jiwa yang tidak
diketahui sebab musababnya[5]. Misalnya (ketika kita melihat sebuah
meja kayu): benda yang saya lihat adalah meja. Sedangkan kesan refleksi
merupakan kesan hasil dari gagasan. Misalnya (ketika kita melihat sebuah meja
dari besi): itu meja besi. (kita bisa menentukan itu meja walaupun terbuat dari
bahan yang berbeda, karena kita sudah ada kesan sensasi terhadap meja kayu.
C. Ruang
dan Waktu
Gagasan abstrak menurut Hume berasal dari gagasan
particular yang digabung dalam suatu gagasan dengan arti yang bersifat
umum.Gagasan mengenai waktu berasal dari urutan kesan terhadap suatu hal.
Misalnya kita melihat buah mangga jatuh dari pohon: pada asalnya di dahan, di
tengah-tengah, lalu ia berada di atas tanah. Pada saat itu kita melihat ada
urutan kesan mengenai buah mangga : pada mulanya, dan kemudian ada di
tanah.Pada saat itulah gagasan mengenai waktu terbentuk dalam imajinasi kita.
Gagasan mengenai ruang
berkaitan dengan keluasan (ukuran).Ide ruang dihasilkan oleh indera penglihatan
dan penyentuh. Ketika kamu melihat mangga jatuh ,dibawah pohon sana, kesan kamu
mengatakan bahwa mangga itu ada disana. Lalu kamu menyentuhnya dan memastikan
bahwa mangga itu benar-benar ada.Pada saat itulah imajinasi kita menemukan
gagasan mengenai ada disana, itulah ruang.
Lewat semua teori di
atas Hume menentang semua pemikiran dan gagasan yang tidak dapat dilacak
kaitannya dengan persepsi indera.Dia ingin menghapuskan seluruh omong kosong
tak bermakna yang telah lama mendominasi pemikiran metafisika.
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
David Hume adalah seorang
skeptis, ia menolak segala keyakinan rasional. Baginya pengetahuan berasal dari
pengalaman.Empirisme pada masa David Hume mengalami puncaknya.Sumbangan Hume
bagi pertumbuhan filsafat adalah pandangannya mengenai gagasan tunggal dan
gagasan majemuk.Menurut Hume gagasan tunggal tersusun atas kesan-kesan tunggal,
sedangkan gagasan majemuk tersusun atas kesan-kesan majemuk. Selain itu dalam
menerima suatu gagasan menurut Hume kita harus memberikan pertanyaan pengujian
:
a. Apakah ia gagasan particular
atau majemuk ?
b. Berdiri di atas kesan apa gagasan itu
?
c. Gagasan itu berasal dari kesan
apa ?
Selanjutnya hasil dari pertanyaan itu kita akurkan dengan pengalaman : ada
atau tidak. Jika ada, maka ia bisa dipercayai keberadaannya.
Ajaran empirisme adalah yang
suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh
pengetahuan. Sehingga setiap orang yang menyatakan telah memiliki pengetahuan
dia harus bisa membuktikan apa itu pengetahuan berdasarkan pengalaman yang
dapat di ketahui oleh indra manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad. 2003, Flsafat Umum
(Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Copra). Cet. 11. Bandung: Rosda Karya
Zubaedi, 2010, Filsafat Barat,cet.2.Yogyakata
: Ar-Ruzz Media
http://amirulbahri.wordpress.com/2010/10/17/empirisme-david-hume/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar